Selasa, 07 Juni 2011

Label Rating: Remaja (R), Bimbingan Orang Tua (BO)

Setelah 10 Tahun, Akhirnya Gerhana Jadi Dua

Gerhana Jadi 2 Sinetron Asyik TPI

Dikisahkan, Gerhana (Pierre) menikahi Bulan (Dina Lorenza). Pernikahan dua sejoli ini melahirkan Gerhana cilik (Arsenna). Sementara Poltak raja minyak dari Medan akhirnya menikahi Peggy. Keduanya dianugerahi momongan Bonar. Dan Mastur, si pemuja Peggy menjadi bujang lapuk. Ia terus berharap kelak Peggy dan Poltak bercerai, lalu sang janda jatuh ke pelukannya.
Cerita dimulai ketika Bulan meninggal setelah bersalin. Gerhana tua tumbang dalam pertarungan melawan Surya. Lalu, Gerhana cilik yang yatim piatu dirawat Mastur.
Dalam jilid pertamanya, Gerhana tampil weekly selama empat tahun. Sinetron ini turun layar setelah mengudara 345 episode.
“Setelah 10 tahun, kami berpikir sudah saatnya cerita sukses Gerhana dilanjutkan. Gerhana cilik mewarisi kekuatan super dari mendiang ayahnya. Ada pula tokoh Danu yang menerima transfer ilmu dari Surya, musuh bebuyutan mendiang Gerhana. Konsep Gerhana dulu tentang figur hitam-putih. Dalam GJD, kami mengedepankan konsep hitam, putih, dan abu-abu. Danu tokoh abu-abu. Pada dasarnya dia baik, tapi sering tergoda meminta imbalan setelah menolong orang lain. Dia juga mudah terhasut melakukan hal-hal buruk,” terang produser Starvision, Chand Parwez Servia ditemui di Depok, pekan lalu.
Tidak semua tokoh lawas Gerhana tampil lagi di GJD. Pierre muncul di episode-episode awal. Beberapa tokoh yang dipertahankan antara lain Raden Joko Susilo Mumpuni (Eman 4 Sekawan) dan Mastur. GJD bukan lagi kisah superhero yang hadir dalam situasi chaos. Parwez menjanjikan muatan sosial dan mengangkat fenomena anak indigo.
Settingnya Gerhana berada di bangku SMP. Tentunya, konfliknya tidak berupa baku hantam bebas. Kalau toh ada eksyen, akan disesuaikan dengan kehidupan remaja puber,” jelasnya. Produser box office Get Married dan The Tarix Jabrix ini berjanji GJD akan menjadi hiburan yang aman bagi seluruh keluarga.

 
Sebelumnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar